ZALNEWS - Hari Kopassus atau Komando Pasukan Khusus diperingati setiap 16 April. Ini merupakan perayaan atas dedikasi Kopassus dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Selaras dengan namanya, Kopassus adalah pasukan prajurit yang menguasai taktik dan keahlian perang khusus. Sehingga, anggota Kopassus sangat mumpuni untuk menghadapi segala medan perang.
Apa Itu Kopassus?
Dirangkum dari laman resminya, Kopassus merupakan satuan prajurit yang memahami berbagai taktik dan ilmu perang khusus. Kemahiran ini membuat prajuritnya diandalkan untuk bergerak cepat di berbagai medan perang. Prajurit Kopassus juga memiliki jiwa patriotik tinggi yang bersedia untuk melaksanakan tugas pokok dan siap menghadapi segala tantangan yang mengancam kesatuan NKRI.
Prajurit Kopassus dikenal juga sebagai Pasukan Baret Merah. Ini karena atribut baret merah yang dikenakan. Baret ini memuat lambang Tribuana Candraca Satya Dharma yang berarti prajurit yang telah menguasai taktik dan teknik ilmu perang khusus, mahir, dan andal bergerak secara cepat di berbagai medan.
Tema HUT Kopassus 2025
Tahun ini, Kopassus memperingati HUT ke-72. Dikutip dari laman Instagram Penerangan Kopassus (Penkopassus), HUT Kopassus 2024 mengangkat tema "Profesional, Modern, Adaptif, dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa".
Peringatan HUT Kopassus setiap 16 April tidak jauh dari sejarah pendiriannya. Lalu, bagaimana sejarah dari Kopassus? Berikut detikJatim rangkum informasi lengkapnya.
Sejarah Kopassus
Sejarah pendirian Kopassus bermula saat pemberontakan di Maluku pada Juli 1950. Pemberontakan ini digagas oleh sekelompok orang yang menamai dirinya sebagai Republik Maluku Selatan (RMS).
Saat itu, Pimpinan Angkatan Perang RI segera mengerahkan pasukan untuk menghadapi kelompok tersebut. Letkol Slamet Riyadi menunjuk Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang sebagai pemimpin operasi ini.
Meski berhasil menumpas RMS, operasi tersebut memakan korban yang tidak sedikit dari pihak TNI. Setelah dikaji ulang, musuh yang dapat membaca taktik serangan menjadi penyebab banyaknya korban berjatuhan dari kubu TNI. Terlebih, pihak musuh juga memiliki semangat lebih tinggi dan keterampilan menggunakan senjata yang lebih handal.
Peristiwa ini membuat Letkol Slamet Riyadi mempelopori pembentukan satuan khusus. Satuan ini menjadi ujung tombak dalam menumpas beratnya sasaran dalam medan perang. Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi, gagasan ini dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
Melalui instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instrk/PDS/52 tanggal 16 April 1952, Kesatuan Komando Teritorium III yang menjadi cikal bakal Korps Baret Merah terbentuk. Mayor Moch. Idjon Djanbi ditunjuk sebagai komandan pertama. Ia merupakan mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.
Dalam perjalanannya, Kopassus telah beberapa kali mengalami pergantian nama, yaitu Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952. Selanjutnya diubah menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953. Kemudian pada tahun 1955, pasukan khusus ini kembali berganti nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Selang 11 tahun setelahnya, RPKAD berubah menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI-AD (Puspasus TNI-AD). Pada tahun 1971, satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha). Akhirnya pada tahun 1985, nama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) diusung hingga saat ini.
Selain berganti nama, Kopassus juga mengalami beberapa kali reorganisasi. Adapun berikut ini merupakan struktur organisasi Kopassus saat ini.
- Makopassus: berlokasi di Cijantung dengan sesanti Pataka "Tribuana Chandraca Satya Dharma"
- Grup 1/Parako: berlokasi di Serang dengan sesanti Dhuaja "Eka Wastu Baladika"
- Grup 2/Sandha: berlokasi di Solo dengan sesanti Dhuaja "Dwi Dharma Bhirawayudha"
- Grup 3/Sandha: berlokasi di Cijantung dengan sesanti Dhuaja "Tri Kottaman Wira Naraca Bhuya"
- Pusdiklatpassus: berlokasi di Batujajar dengan sesanti Sempana "Tri Yudha Cakti"
- Sat-81/Gultor: berlokasi di Cijantung dengan sesanti Dhuaja "Siap Setia Berani"